#

3.07.2010

Kisah Ye Wen (Ip Man)

(Epochtimes.co.id)
Andaikata saja Bruce Lee (dalam Bahasa Mandarin terkenal dengan nama: Li Xiaolong) tidak sukses, barangkali tak banyak orang yang dapat mengingat eksistensi guru budimannya: Ye Wen. Sejak kanak-kanak, ia belajar ilmu silat. Meski menguasai jurus maut, tetapi ia tidak suka menindas yang lemah, bertindak hanya demi keadilan. 

Selama hidupnya ia selalu mempertahankan spirit moralitas seni bela diri tradisional China yakni: mau belajar silat harus memperbaiki dulu akhlak dan mementingkan nilai-nilai spiritual, bukan mengejar keuntungan materi. Ia sangat rendah hati, tidak suka para murid memanggilnya dengan sebutan Shifu (baca: she fu = suhu/guru), mereka memanggilnya Paman Wen. 
  
Ye Wen (1893-1972, lebih tersohor dengan nama dalam dialek Hong Kong: Ip Man), nama aslinya Ye Juwen, berasal dari marga Sang Yen Ye - Fo Shan, sewaktu kecil sudah menyukai ilmu bela diri, pada usia 7 tahun, ia berguru ilmu silat Yong Chun (di Hong Kong terkenal dengan nama dialek: Wing Chun) kepada Chen Huashun murid eksklusif (waktu itu perguruannya belum dibuka untuk umum) dari Liang Zhuan -guru besar  ilmu silat Yong Chun. 
Oleh karena Ye Wen selain berbakat besar, yang lebih penting ia juga memiliki akhlak yang baik, maka itu Chen Huashun semakin menyayangi murid tersebut, dengan adanya perjalinan persahabatan yang sudah lama, maka ia menyebutnya Kakek Guru Hua.  Setelah gurunya meninggal, Ye Wen mengikuti Suheng (kakak seperguruan) Wu Chongsu memperdalam ilmu silatnya, hingga berusia 16 tahun ia menuntut ilmu (bahasa asing) di Hong Kong.

Pencapaian inti sari ilmu silat Yong Chun
Sewaktu Ye Wen menuntut ilmu di Hong Kong, bertepatan dengan zaman kaum penjajah mengagresi daratan China. Pada suatu hari sewaktu Ye Wen keluar rumah menyaksikan 7-8 serdadu asing sedang terang-terangan mengganggu para gadis di jalan, para pejalan kaki hanya berani memeloti tapi tak berani menegur, terdorong oleh jiwa ksatrianya Ye Wen gusar dan segera menghentikan ulah mereka maka para serdadu itu pun berkelahi dengannya.
  
Oleh karena pihak lawan berjumlah banyak, Ye Wen mulai terdesak, pada saat itu seorang pemuda juga terjun ke dalam perkelahian dan secara bersama-sama menghajar mereka hingga babak belur dan melarikan diri. Pada saat berterima kasih ia mengetahui pemuda tersebut ternyata adalah putera guru leluhur Yong Chun, Liang Zhuan, yang bernama Liang Bi, langsung saja ia mengangkatnya sebagai guru. Liang Bi juga tidak menolaknya, maka dalam masa beberapa tahun ia menuntut ilmu bersamaan dengan itu memperoleh pula inti sari ilmu silat Yong Chun. 
Sesudah selesai dengan tugas belajarnya ia kembali ke kampung halaman dan menjabat sekretaris biro detektif Fo Shan, setelah itu menjabat sebagai ketua intel di Guangzhou, China. Kala itu Ye Wen yang sudah sarat dengan ilmu silat canggih bersama dengan suheng kedua, Wu Chongsu dan beberapa kolega menekuni dan memperdalam ilmu silat serta mulai menerima murid di Fo Shan. Seringkali mereka membantu menertibkan keamanan dengan membasmi kejahatan, nama Ye Wen kala itu mulai tersohor di Fo Shan.  
Pada 1937 terjadi insiden 7 Juli (Jepang mengagresi China), pada 1938 serdadu Jepang sudah menguasai Fo Shan, pasukan Jepang sudah  mendengar  kehebatan Kungfu Ye Wen maka sangat berminat mengangkatnya sebagai instruktur bela diri di kesatuan polisi militer, tetapi Ye Wen dengan alasan nasionalisme secara tegas menolak undangan kesatuan polisi militer Jepang.  
 
Polisi militer Jepang demi menarik Ye Wen, maka mengutus seorang berilmu silat tinggi untuk menguji ilmu Ye Wen, taruhannya apabila Ye Wen dikalahkan harus mengikuti kehendak mereka. Di bawah situasi tak bisa lagi menolak, Ye Wen terpaksa menerima tantangan itu. 
Di dalam  duel,  Ye  Wen  dengan ilmu silat Yong Chun-nya yang hebat berada di atas  angin,  tetapi  tidak  mengeluarkan jurus mematikan, sesudah mengalahkan lawannya ia hanya mengatakan: "Anda telah mengalah." Kemudian ia melompat keluar dari arena serta meninggalkan tempat itu sendirian. Sesudah kejadian duel tersebut, Ye Wen mulai membantu tentara Guo Min Dang (Nasionalis) dalam melawan agresi Jepang, ia mewariskan ilmunya kepada sahabat yakni pedagang kaya Fo Shan, Zhou Yugeng dan para bawahan perusahaan tekstilnya "Lian Chang". 

Kungfu mutlak bukan barang dagangan
Sementara itu ia menerima murid perdananya bernama Guo Fu. Ye Wen sangat mementingkan pemilihan berdasarkan sifat dasar seseorang, ia sering berkata: "Murid memilih seorang guru yang baik, tentu sulit, tetapi guru memilih seorang murid yang baik, lebih sulit." 
Guo Fu mulanya adalah seorang fakir miskin, tetapi ia sangat menggandrungi belajar ilmu silat, dan memiliki akhlak yang baik dan sangat tekun, di dalam proses pengangkatan guru selama ½ tahun itu Guo Fu telah melumerkan Ye Wen dan diterimalah ia sebagai murid.  
Pada awalnya Guo Fu begitu gembiranya melakukan ritual  pengangkatan lalu memanggil dengan keras Shifu (guru), tetapi Ye Wen dengan serius berkata, sama sekali jangan memanggil Shifu. Kemudian, para senior seperguruan baru mengatakan kepada Guo Fu bahwa Ye Wen adalah seorang yang sangat rendah hati, ia tidak suka dipanggil Shifu, para murid memanggilnya "Paman Wen". 
Di dalam penempaan selama 5 tahun itu, Ye Wen sangat puas dengan Guo Fu yang giat maka menurunkan jurus mautnya kepada Guo Fu. 
Pada 1949 PKC mendirikan pemerintahan, oleh karena Ye Wen pada masa perang melawan Jepang pernah membantu pasukan Nasionalis dan ada yang melaporkan, maka demi tak sampai menyeret keluarganya, pada 1950 Ye Wen datang sendirian ke Hong Kong, dikenalkan oleh sahabat yang  bekerja di agen berita, Li Min. Ia pernah menerima murid di Jalan Hai Tan dan kemudian di Jalan You Ma Di Li Da.   
Di dalam 20 tahun sesudah itu ia terus bergiat menyebar-luaskan silat Yong Chun. Pada masa itulah, Bruce Lee juga bergabung di perguruan Ye Wen.  
Di kemudian hari karena Bruce Lee beremigrasi ke AS dan belum sempat menguasai keseluruhan ilmu silat Yong Chun maka setelah ia ternama di dunia film, ia pernah berkunjung secara pribadi ke Ye Wen, berharap bisa mempelajari metode pancang manusia kayu dari Yong Chun. Untuk itu Lee telah mengusulkan menukarnya dengan harga sebuah apartemen dengan imbalan mempersilakan Ye Wen pribadi memamerkan keseluruhan metode pancang manusia kayu, serta mengambil filmnya untuk dibawa ke AS untuk dipelajari sendiri.  
Tetapi Ye Wen menolaknya. Sejumlah murid beranggapan penawaran menggiurkan dari Bruce Lee ini tidak diterima oleh Shifu sungguh disayangkan, namun Ye Wen berpendirian asalkan murid sungguh hati dalam penguasaan ilmu, maka akan melatih dengan saksama, mutlak tak boleh menjadikan Kungfu sebagai barang dagangan, selama hidupnya Ye Wen selalu mematuhi prinsip tersebut.  
"Belajar silat didahulukan akhlak dan mementingkan nilai-nilai spiritual dan memandang ringan keuntungan." 
Ia selama hidupnya memberikan pelatihan, tapi tak pernah memasang papan nama, juga tidak pernah memasang iklan, ia berpendapat silat justru harus mencegah kekerasan dan mempertahankan perdamaian umat manusia.  
Usia Ye Wen meski telah melewati 70 tahun masih saja pada tengah malam keliling 4 penjuru membantu menjaga keamanan daerahnya, pernah terjadi ada penjahat mengeluarkan pisau menjambret pejalan kaki, ia menghadang, sesaat kemudian hanya terdengar si penjahat tertendang keluar 5 meter jauhnya dan pingsan. 
Dengan adanya Ye Wen, saat itu Jalan Li Da menjadi tempat aman satu-satunya di Hong Kong, dan juga karena hal tersebut Ye Wen seringkali menerima penghargaan dari pemerintah Hong Kong, dan memperoleh sebutan "Warga Kota Teladan".  
Pada masa tuanya, harapan terbesar Ye Wen adalah mewariskan kebudayaan dan membesarkan Ilmu silat Yong Chun ke seluruh pelosok dunia. Setelah ia wafat, para muridnya melanjutkan pengembangan Ilmu silat Yong Chun ke berbagai negara di Eropa dan AS, menjadi ilmu silat kenamaan di dunia.  
Oleh semua kalangan Ye Wen diakui sebagai "Guru Besar Zaman Ini".
»»  READMORE... Lebih Lengkap..

Ye Wen ( Ip Man)

Pemain : Donnie Yen, Simon Yam, Lam Ka-Tung, Hiroyuki Ikeuchi, Xing Yu, Fan Siu-Wong, Lynn Hung, Wong You-Nam

Ternyata IP Man bacanya bukan : (ai-pi-men), tapi bacanya (yip-men).
Ip Man mulai mempelajari Wing Chun atau salah satu cabang ilmu bela diri kung fu sejak ia berusia tiga belas tahun. Kecintaannya pada ilmu bela diri ini membuatnya rela berkorban banyak demi mengembangkan ilmu bela diri ini. Setelah lama mempelajari Wing Chun, Ip Man memutuskan untuk membuka perguruan sendiri.

Pemain Film yang terkenal seperti Bruce Lee termasuk salah satu murid dari Master Wing Chun. dan Bruce Lee berguru selama lilma tahun

Film IP MAN ini diadaptasi dari kisah nyata kehidupan sang master Wing Chun ini (Ye Wen). Sang sutradara, Wilson Yip, memutuskan untuk lebih memfokuskan film ini pada penjajahan Jepang di China sekitar tahun 30-an dan menyoroti bagaimana Ip Man yang sangat mencintai negerinya menolak mengajarkan Wing Chun pada tentara Jepang saat itu.

Film ini juga memiliki nilai lebih karena menggambarkan seni bela diri Wing Chun dengan sangat realistis. Beberapa prinsip dasar bela diri ini tetap dipegang kuat pada setiap koreografi tarung sehingga film ini terlihat realistis namun di saat yang sama juga terlihat 'beda' dari kebanyakan film Kung Fu Hong Kong. Dan di sini film ini jadi pionir lantaran berani menyajikan pertarungan jarak dekat yang biasanya dihindari film silat karena dianggap kurang menarik ditampilkan pada layar lebar.

Ye Wen, Seseorang yang hidup pada masanya di daratan cina. Kehidupannya cukup mapan berjualan bunga bersama Istri yang cantik dan seorang putra. Kemampuan Beladirinya dibilang sangat tinggi, dia menjadi orang terhebat di kota Bela diri Foo San, tetapi malah cenderung menutup-nutupinya.

Terjadilah agresi militer tentara Jepang dan menyebabkan ekonomi dan situasi Cina tidak menentu, Keluarga Ye Wen jatuh miskin, Rumahnya disita dan dijadikan markas jepang. Setiap hari hanya mengandalkan harta benda yang tersisa sampai akhirnya memaksa dia menjadi seorang pekerja kasar buruh Batu bara tentara Jepang.

Dalam pekerjaanya sebagai pekerja kasar, Ye Wen masih disegani oleh orang-orang yang mengenalnya. Secara tidak sengaja bertemu dengan adik iparnya. Sampai akhirnya tentara Jepang memberikan sebuah tawaran tanding bela diri melawan mereka dengan imbalan sekantong beras jika mampu memenangkan pertandingan tersebut.

Ye Wen tidak menggubris tawaran itu. Justru adik iparnya sangat antusias ingin mengikuti pertandingan tersebut. Keesokkan harinya Master Yip tidak melihat lagi temannya itu. Dia penasaran, apa yang terjadi gerangan pada adik iparnya.

Akhirnya Master Yip ikut dalam pertandingan bela diri tersebut untuk mencari tahu ada apa yang sebenarnya terjadi disana. Dalam sebuah pertandingan, saudara perguruannya di Foo San melawan 3 orang dan menyerah, tapi akhirnya mati tertembak di kepalanya oleh bawahan Kapten Miura (pimpinan Jepang).

Karena saking kesalnya, tidak terima bangsanya di perlakukan tidak adil, master yip menantang dengan langsung melawan 10 orang dan berhasil mengalahkannya dengan mudah. Hal itu memancing pimpiannya (Miura) menantang untuk bertarung. Tapi Master Yip tidak meladeni keinginannya tersebut.
berikut adegan Pertarungan melawan 10 orang yang sangat menegangkan, tapi belum klimaks.



Berbagai macam cara dilakukan tetara jepang untuk mengajak tanding, tapi tidak berhasil. Sampai akhirnya dia secara paksa dibawa ke markasnya untuk melakukan pertandingan dengan sang pemimpin.
Dan di bagian pertarungan antara Kapten Miura dan Master Yip adalah klimaks dari keseluruhan film ini.

»»  READMORE... Lebih Lengkap..